Jumat, Januari 11, 2008

PEREMPUAN PERKASA

'"Kunci hidup tenang adalah ikhlas. Sayangnya untuk ikhlas itu susah, apalagi ketika beban yang harus ditanggung terasa sangat berat. Maka ketika seseorang berhasil memikul beban itu dengan berujung ikhlas maka pasti dia adalah seseorang yang istimewa"

Jangan membayangkan seorang perempuan bertulang besi berotot baja dan berurat kawat. Selain gak bakalan ketemu didunia nyata, yang dimaksud disini juga bukan perempuan model begitu :) melainkan perempuan yang luar biasa tangguh menjalani hidupnya yang cukup berat.

Hari terahir di Bali adalah acara temu kangen dengan sobat lama di SMP dulu. Itung itung itung kita ga ketemu udah sekitar 25 taunan... ck ck ck.. lama nian ya? Kangennya bukan cuma udah sampe ubun-ubun, tapi diatasnya lagi deh..(???). Pokoke aku rela tulus ikhlas mengorbankan jalan-jalan di Bali di hari terahir demi untuk ketemu dia... Nah, itu artinya diatas ubun-ubun.... hehe..

JRENG !!!!... ahirnya berpelukanlah kita sambil ga bisa nahan air mata…. Gile terharu banget bo.. hampir 25 taun ga maen liat-liatan.. ;) Bayangkaaannn... aku perhatiin, dia ga banyak berubah, masih bercelana jeans, berbaju kaos, nyantai.. no make up, no assesoris, cuma tumben aja kali ini ada anting nggantung di kupingnya. Kemajuan euy.. Dia terlihat sedikit gemukan dan, hmm.... Ada sesuatu yang lain, sari wajahnya itu lho.. memancarkan ketenangan dan kedamaian.. dengan uban yang mulai mengintip disana sini, katanya sih uban itu simbol kebijakan.... jadi, sama dong ma aku, ubannya uban bijaksana bo :p

Banyak cerita luar biasa yang aku dengar tentang perjuangan hidupnya. Oleh karena itu aku semangat '45 banget deh untuk denger cerita langsung dari orangnya.

Mak nyaakk… gimana kalau kalian di 'damparkan' oleh sang suami di Bali tanpa sanak saudara dengan 2 anak ce kembar baru masuk SMP? Ada rumah sederhana, yang juga berfungsi sebagai tempat usaha. Tapi jangan seneng dulu woiii… tanya dulu dong usahanya apaan? Bengkel mobil bo…. Hehe… usaha yang amat sangat juantan banget kan?.. sedihnya saat itu usahanya masih belum mapan.

Nah pegimane mak nyak ?… udah bisa bayangin kan sekarang ? Dia sih jelas terpusing-pusing 71 keliling mikirin masa depan mereka bertiga di sana. Temen gak ada yang akrab, saudara tiada satupun… Mau pulang kandang ke Bandung or Jakarta, udah cape dari dulu kerjanya mondar-mandir melulu, setiap pindah, usaha baru lagi, mulai dari nol lagi, kapan mantepnya hidup? Begitu pikirnya pada akhirnya..

Nah… disini nih letak ke 'tidakbiasa' an perempuan yang satu ini. Untungnya doi tergolong perempuan jantan dan perkasa dalam artian yang sebenarnya juga :). Dulu hobinya memang ngikut bapake, berburu, naik gunung.. dan lain-lain yang berbau-bau alam. Jelaslah doi jadi tomboy banget... minatnya aja terjun payung, snapring (turun tebing pake tambang), motocross di bukit-bukit dan gunung-gunung (aku ikutan 'kenyang' nih bertualang cem macem ikutan doi, diboncengin naik turun gunung sambil dak dik duk tea...hehe..). Hmmm.. maskulin banget ya? tapi dia mah maskulin cuma luarnya kok… hatinya sih Rinto deh.. Bicaranya lembut lho, tangannya cekatan pula, pinter merajut, pinter jait menjait, masak? yaa.. lumayan lah. Aku inget banget, dulu waktu SMP hasil prakaryanya dipuji ibu guru karena paling rapi..

Jelas lah aku ga merasa heran waktu denger di Bali dia buka usaha bengkel mobil.. kekekek... trus 'car rental', dan sekarang di depan rumahnya ada 2 mobil derek. Lah usahanya sekarang derek mobil gitu loh... anak buahnya lelaki semua, kalau gak salah 14 orang. Men, dia berusaha terus menyambung hidupnya dan anak-anak tanpa suami selama 13 tahun.. Bayangkaaann… inget mak, di kampung orang, TANPA SUAMI... gimana aku gak ajep-ajep geleng-geleng kepala.. Katanya di awal-awal ‘karir’nya tanpa suami, dia itu susah setengah mati setengah idup… lah wong mau makan telor aja musti dituker kok sama baju kaosnya... Alamaaakkkk… sedih banget deh dengernya … :( Untung kaosnya lebih dari satu kalo satu-satunya gimana coba? (eh, untuk yang ini aku gak nyuruh bayangin lho..)

Mak nyak,.. bingung gak, sang suami kemana? Yang jelas, kalo menurut aku, sang suami adalah produk lelaki yang tidak bertanggung jawab, kekanak-kanakan, gak tahan hidup susah dan egois maunya enak sendiri, hmm.. ini dia nih contoh lelaki cengeng. Tapi yang amat sangat membuat aku heran setengah idup adalah.. kok bisa ya ga keluar sedikitpun kata caci n maki dari doi buat suaminya… Malah katanya, waktu itu dia memang sedih banget, tapi dia bisa nerima apa adanya dan tetep sayang kok walaupun sudah ga berharap bisa hidup bersama lagi. Sekarang kalau ketemu ya kaya saudara aja, dan dia masih mau kok ngurusin saat 'hubby'nya datang nengokin (tapi jarang banget tea). Weleeehh….. :s

Aku rada gregetan deh denger cerita bagian ini. Gimana ngga sih, wong katanya saat sang suami marah (untuk kesekian kalinya) dengan tenangnya pulang kerumah emaknya di Bandung… lalu anak dan istri ditinggal begitu aja, ga disantuni pula. Katanya sih itu adalah kali kedua sang suami marah dan pergi.. Dulu pernah pergi selama 2 tahun, tapi masih balik lagi. Kali terahir, sang istri pun sudah merasa bahwa kepulangan kali ini adalah untuk seterusnya, alias tidak akan kembali... maka temanku pun ahirnya memutuskan untuk tidak lagi menahan-nahan atau meminta supaya kembali. Sudah terlalu lelah kali ya? So…. tamatlah lah kehidupan mereka sebagai suami istri. Bubaraan yang ga jelas tea… cerai tidak, perkawinan ngambang.....

Syukur Alhamdulillah.. waktu ketemu kemarin itu, ceritanya (mudah-mudahan) sudah "happy ending". Katanya anak pertamanya sudah bekerja di Bali sebagai grafis desainer (berhasil lulus ITB lho…), bahkan bukan cuma kerja tapi memimpin kantor perwakilan dari London sono.. Rupanya sang anak pernah jadi the best graphic designer kelas international dalam lomba melalui internet… wuiihh.. bangga banget ya bo ibunya. Trus anak yang satunya juga sudah lulus arsitektur dan sedang coba-coba buka biro arsitektur. Senang hati lah si emak melihat hasil ‘perbuatan’nya yang tentu saja sangat tidak sia-sia ini… Sedangkan sang bapak? mungkin ini yang namanya 'loser' sejati kali ye? soal doi lebih memilih tinggal bersama ibunda tersayang :s

Ga percuma ya bo.. perjuangan dan pengorbanan sobat aku itu selama 13 tahun membesarkan anak, membiayai hidup, pendidikan, dan sekaligus menanamkan budi pekerti yang baik. Lah ditengah kesibukannya pontang panting nyari duit, dia masih menyempatkan diri juga bolak balik ke Bandung naik bus pula setiap 3 bulan sekali nengokin anak-anaknya yang lagi pada kuliah. Trus dia juga ternyata harus terus menerus membimbing dan memberi ‘support’ ke mereka supaya jangan menaruh dendam dan tetep menyayangi ayahnya dan katanya itu adalah masa-masa yang juga berat; selain membutuhkan waktu dan perjuangan juga butuh daya telaten yang tinggi untuk supaya anak-anaknya mau nerima sang bapak sebagaimana adanya. Maksudnya 'even he is a loser' kudu ikhlas nerima gitu kali ye? hehe...
Dan rupanya rasa ikhlas temanku itu masih tetap perlu diuji. Suatu hari dia di telpon oleh sang mertua dari Bandung dan diminta dengan sangat untuk datang to help 'her hubby' yang mengalami depresi (feel guilty aku rasa). Katanya, dia ga mau melakukan kegiatan apapun, tidak bicara, tidak makan, tidak mandi dan tidak-tidak lainnya :). Dan temanku itu dengan sabar dan ikhlasnya datang untuk mensupport dan membantu membujuk dia dan melakukan segalanya. Luar biasa kan?
Lalu, kata-kata apa lagi yang pantas buat temanku itu. Denger ceritanya aja berapa kali mata ku ikutan berkaca-kaca.. Dia bukan cuma luar biasa sabar, perkasa, tegar luar dan dalam… tapi hatinya itu lho.. mulia banget ya? dan aku ga habis pikir... Dia, bukan tipe perempuan pembangkang cerewet bawel banyak tuntutan or sejenisnya, apalagi tipe perempuan yang gampang-gampang aja ber selingkuh ria karena frustrasi di RTnya. Malah sebaliknya, ga neko-neko, nurut-nurut aja ape kate suami. Kata-kata yang menunjukkan sedikit penyeselan dari mulutnya adalah : "ga lama setelah nikah, aku baru sadar bahwa ternyata dunia kita memang sangat berbeda, ternyata dia bukan tipe cowok yang suka gunung...". Yeee... cuma itu bo…. no caci, no maki.. Hebat hebaaattt euy... salut saluuuutt...

Hmm... dari seluruh ceritanya aku bisa merasakan dan membayangkan bagaimana cinta dan bangganya anak-anak itu terhadap ibunya. Jangankan anak-anaknya, aku yang notabene jarang bertemu dengannya merasa bangga jadi sobatnya 25 tahun lalu.

Setelah 5 jam kita mengobrol, ahirnya dia pamit pulang, trus sambil ngusap-ngusap punggung ku, dia berkata “Tuhan memberkati....” Ops !! aku jadi ingat, saat ini dia sudah menjadi pendeta muda.. Ya sudah, aku pun menjawab “Amiiiinnn, maneh oge nya…. (means.. u 2)”

RISN - (ditulis tgl 14 okt 2006)

2 komentar:

Honky mengatakan...

Salam kenal Ibu/ Mbak, perkenalkan saya Eko. Kebetulan saya lihat postingan anda sekarang, meski dah dari tahun 2006 lalu ya.. Kebetulan saya produser Kick Andy di Metro TV, dan sedang mencari tamu profil seorang wanita perkasa.

FYI, saya berencana melakukan rekaman episode yang mengangkat figur2 wanita perkasa pada hari rabu minggu depan, 16 april 2008. Sebagaimana yang saya baca dari cerita anda, tentang sahabat anda, saya bermaksud mengundang beliau sebagai salah satu tamu di studio, bersama dengan Mbah Ponirah tukang becak wanita dari Jogja, Ibu Suyanti sopir bis antar provinsi dan pulau dari Wonogiri Jateng, serta Ibu Onah Lasmanah, petani wanita dari Ciamis, Jabar.

Semoga postingan saya ini terbaca oleh anda sesegera mungkin, dan sahabat anda berkenan untuk bisa berbagi kisah di Kick Andy. Saya menunggu kabar baik dari Anda secepatnya. Terima kasih banyak.

Salam Eko
0817-9475-313

Reason mengatakan...

Setelah berusaha menghubungi ybs.., yang sebetulnya ngga tahu kalau aku menulis tentang dia di blog :), sekarang aku cuma berharap mudah2an sobat lamaku ini mau tampil di acara nya "Kick Andy" beserta tamu-tamu lainnya. Dan semoga para 'perempuan perkasa' itu menjadi sumber inspirasi buat kaum ibu/perempuan Indonesia lainnya. Khususnya yang merasa hidupnya menderita.