Senin, Desember 31, 2007

Love is the answer, and you know that for sure...






















4 buah foto disamping adalah Kevin Richardson yang sering muncul di TV itu lho..

"Natural affinity... Kevin Richardson says he relies on instinct and patience to win the animals' trust"




















Kamis, Desember 27, 2007

BOYS DONT CRY

Setelah membaca novel Ayat-Ayat Cinta, yang katanya bagus, anak perempuanku malah ‘complain’. Katanya tokoh lelaki di novel itu, yang dikagumi banyak pembaca wanita, kok dikit-dikit nangis, dikit-dikit nangis.. maka aku pun bertanya, maksudnya? cengeng kah? Engga juga sih ma, tapi penulisnya kayaknya ingin menggambarkan bahwa Fahry, tokoh cerita, adalah orang sholeh sekaligus lembut hati dan mudah bersyukur, lewat air mata dan keharuannya. Ooo.. ic deh..

Hmm.. lelaki memang dilarang sering-sering mengeluarkan airmata, itu aturan tidak tertulis yang mungkin berlaku di belahan bumi manapun. Menangis identik dengan cengeng, dan lelaki pantang disebut cengeng. Maka Boysss plisss.. don’t cry deh :) Waduh, kesian amat ya kaum adam? Bukankah menangis adalah mekanisme keseimbangan emosi-fisik manusia yang alami? Kebayang kan sesaknya napas dan sakitnya kepala kalau harus menahan tangis? Apa iya menangis identik dengan cengeng?

Di barat diyakini secara meluas bahwa menangis mempunya efek terapi, dan sebaliknya menahan tangis atau tidak bisa menangis bisa membahayakan kesehatan. Randolph Cornelius (1986) menganalisa sejumlah artikel popular tentang menangis dan menyimpulkan bahwa menangis adalah upaya untuk menurunkan ketegangan psikologis; dan jika tidak berhasil, dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang yang bisa menimbulkan penyakit. 94% dari artikel-artikel itu menyarankan : “biarkanlah airmata mengalir” :) Jadi menangis itu sehat kan? Karena bisa mengendurkan ketegangan-ketegangan psikologis dan melegakan hati seseorang. Nah, biangnya gara-gara adalah, apa sih penyebab ketegangan psikologis tersebut ? Apa karena kecengengan? atau kesedihan yang mendalam? Bahkan rasa haru dan puji syukur pun bisa mendorong airmata untuk deras mengalir.

Sedangkan kecengengan bagiku menunjukkan seberapa mudahnya seseorang mengeluh, menyerah, merasa tak sanggup, mengharapkan pertolongan orang lain serta seberapa kerasnya ia mau berusaha/berjuang ketika dihadapkan pada tantangan atau kesulitan hidup. Maka orang yang cengeng adalah orang yang mau menjalani hidup dengan mudah tanpa perjuangan. Jadi jelas lah lelaki menangis tidak selalu berarti cengeng.

Boys don’t cry sebetulnya mengandung makna yang jauh lebih dalam daripada sekedar ‘larangan menangis’ bagi kaum lelaki. ‘Don’t cry’ bisa berarti lelaki harus pinter-pinter menahan diri. Jangan terlalu mudah terbawa oleh perasaan atau emosi. Dengan kata lain lelaki diharapkan dapat bertindak dengan lebih mengandalkan akal daripada kaum perempuan.
Akal artinya tali (pengikat). Dalam konteks Al-Quran (S. Al Fajr ayat 6-8), menurut kajian Quraish Shihab, akal berarti kemampuan seseorang untuk menghalangi dirinya dari melakukan hal-hal yang tidak diridhoi Allah. Dengan akalnya seseorang seharusnya mampu untuk mengaitkan daya pikir, dengan nilai-nilai spiritual dan moral. Kalau demikian harapan yang tersirat dari aturan boyz don’t cry maka pantaslah bila (dalam Islam) dikatakan bahwa lelaki adalah imam.

Dan karena masyarakat sudah kadung terkondisi dengan pandangan lelaki menangis adalah lelaki cengeng maka boyzzz… menangislah ditempat tersembunyi, atau dihadapan orang-orang yang bisa memahami.. :)

RISN

Jumat, September 07, 2007

XIE XIE..

Tak mungkin ku lupakan nih...


“Tidak ada kelompok orang-orang baik, atau kelompok orang-orang tidak baik. Yang ada adalah dalam setiap kelompok ada orang-orang baik dan ada orang-orang tidak baik” Begitu kata Viktor E. Frankl.

Jadi ingat… perjalanan hidup aku di th 2002....

Lagi lagi cuma aku ‘sendirian’ neh judulnya… Harinya lupa, tanggalnya lupa, kalo bulannya sih… ya lupa juga .. J Tapi yang penting ceritanya bo.. Mana mungkin aku lupa dengan sejarah ke GR an ku.. hehe..

Waktu itu aku jalan-jalan ngikut mertua en ipar-ipar ke Shenzen dalam rangka melayat sepupunya yang baru aja meninggal. Sampe sana ya kita cuma bisa nengokin istri dan anak-anaknya yang udah pada menikah. Suasana jadi rada-rada mengharukan neh…. Ternyata ipars ku itu belom pernah saling ketemu satu sama lain sebelumnya… Puluhan taun bow.. Palagi ama aku.. yang baru masuk di ‘daftar keluarga‘ belakangan. Udah gitu kaya anak ayam berada ditengah keluarga bebek pula, artinya, cuma aku satu-satunya yang berkulit gelap dan bermata besaran dikit.

Besoknya ada acara jamuan makan siang disuatu hotel. Waduh aku jadi rada bingung nih.. Bukan apa-apa, tapi aku mah mikirin makanan euy.. Kebayangnya sih bakalan terhidang berbagai jenis makanan yang mengundang selera neh, trus dalam keadaan masih ngepul pul… yummiii… Tapii… aku musti makan yang mana yaa ?? Takutnya pada mengandung babi gicu loh… Tapi tapi tapi.. kalo semuanya ada the babs nya gimana dong dengan nasib ku ??? plis deh... Emang sih the mertuaz en the ipars selalu always ngasih tau mana-mana makanan yang boleh aku makan, dan mana yang tidak. Mudah-mudahan aja dasar pertimbangannya adalah faktor the babs. Tapi jangan-jangan.. yang dibilang ga boleh di maem itu yang wuenak wuenak ya? sedangkan yang boleh aku makan yang ga enak ? waakkss jadi parno ginih...

Tibalah detik-detik yang dinanti-nanti itu (maklum selama ini makannya rada-rada kurang jelas L). Semua udah pada duduk manis ditempatnya masing-masing sambil pada ngobrol sama tuan rumah. Aku mah cuma cengar cengir aja kesana kemari sambil kaga ngatri apa yang lagi diomongin. Cuma satu kata yang aku paham banget artinya yaitu xie xie (terima kasih).

Satu persatu makanan dihidangkan… Duh gilee coyy.. mengundang selera bangettt.. semuanya masih pada ngepul pul… Aku liatin deh atu atu sambil mikir... Yang mana yaa… Yang mana yaa.. Eh tiba-tiba the mertuaz ngomong : “Semuanya boleh dimakan kok Rat” (waks zangan zangan semuanya ga ena nih.. hehe..).. “Semuanya engga pake babi..” (horeee…. Suer nih moms ?? rupanya the mertuaz dari tadi merhatiin tampang aku kali ye? ekspresinya harap-harap cemas gitu.. haha... Terus katanya lagi : “Semalem mama cerita kalo Ratna orang Indonesia asli dan agamanya Islam..”Yeee…. mang ada yang palsu? padahal kan the mertuaz juga orang Indonesia gitu loh.. tapi doi baik ya bow.. Trus sang tuan rumah juga tidak kalah baiknya, penuh tenggang rasa en toleransi gitu. En inisiatifnya itu yang aku ga nahan… sampe semua makanan dimasak tanpa daging babi sedikitpun… Padahal padahal kan mereka doyan banget sama masakan ntu… Jadi terharu biru neh ogud.. Saking terharunya aku serbu aja deh semua jenis makanan..hehe.. Jadi ga bisa bedain terharu sama laper..

Terahir… Sudah tradisi, acaranya minum teh sambil kongkow kongkow. Katanya kalau mangkuk teh kita diisiin sama tuan rumah itu berarti suatu penghormatan buat kita. Sssttt.. mangkok kecil aku diisi terus-terusan gitu loh, sambil diajakin ngomong en di senyum senyum in.. Duh apa ya artinya ? untung ada penerjemah setia, the mertuaz… ya udah aku mah manggut-manggut aje deh, cengar cengir.. sambil ngomong : xie xie.. xie xie.. Eeh ngomong segitu aja langsung dipuji katanya logatnya bagus.. cihuyy… Ya udeh makin-makinan aku ber xie xie.. xie xie.. deh.. Blom tau dia…

Malemnya aku mikirin lagi kejadian siang itu. Asik banget sekaligus mengharukan euy.. Rasanya gimanaa gitu.. Nikmat, adem ayem tenang damai sentosa sejahtera.. (Jadi inget nama-nama jalan di Bandung nih hehe..) apalagi ya rasanya ? Asik deh pokoknya jauh dari yang namanya ‘hawa panas’ sara... Kayanya ini mah bakalan jadi pengalaman yang takkan kulupakan deh sepanjang masa. Padahal modal aku cuma xie xie en cengar cengir doang. Trus tuan rumah juga boro-boro deh ngerti bahasa ku... En ternyata ya bo.. itu yang namanya the iparz banyakan kaga ngatri tuh bahasa Mandarin.. weleeehhh… ngobrol dong pars daritadi..

Kirain...

RISN

copy dari tulisan ku 6 Juli 2005

Minggu, September 02, 2007

Adakah derita yang lebih dalam daripada ini?

Barangkali ada yang belum tahu. Foto karya Kevin Carter ini telah memenangkan penghargaan Pulitzer tahun 1994. Seorang anak perempuan Sudan yang menjadi obyek foto saat itu tengah berusaha keras menggapai makanan, sementara dibelakangnya terlihat burung bangkai seperti sedang menunggu dia mati untuk dijadikan makanannya.

Kevin Carter, jurnalis foto 'freelance' di Arika Selatan, akhirnya bunuh diri 2 bulan setelah menerima hadiah Pulitzer itu. Tragis memang. Kata teman lamanya, sepulang dari tugas yang seringkali membuatnya berduka, Carter 'minum' dan 'ngedrugs'. Setelah membuat foto tersebut, ia duduk dibawah pohon untuk menangis dan merokok tanpa henti - Ia tidak dapat melupakan kejadian mengerikan itu.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada anak perempuan di fotonya itu. Tapi ada juga cerita yang mengatakan bahwa ia kembali untuk menyelematkannya. Dalam sebuah catatan yang ditinggalkannya saat ia bunuh diri tertulis bahwa ia dihantui oleh kenangan nyata tentang pembunuhan, mayat-mayat, kemarahan dan kesakitan anak-anak yang kelaparan dan yang terluka.

Tanpa komentar apapun, foto itu telah bercerita banyak tentang derita dan kepedihan yang sangat dalam. Rangkaian kata-kata rasanya takkan mampu mengungkapkannya secara tepat. Dan foto ini membuat aku berpikir, adakah derita lain yang lebih dalam daripada ini?

RISN

Senin, Agustus 27, 2007

Dia tetap "Man of Value" sekalipun tanpa "Award"..

Siapa sih yang gak suka dapat penghargaan? Semua orang so pasti suka, karena penghargaan identik dengan prestasi/keberhasilan. Bahkan sedemikian berartinya sebuah keberhasilan kadang manusia jadi lupa akan arti sebuah proses. Akhirnya, gak penting lagi bagaimana cara seseorang mencapai sebuah keberhasilan, poko'e sing penting sukses, berhasil en tenar van beken hehe.. Hmm.. bisa jadi ini nih salah satu penyebab kenapa di tanah air kita ini banyak orang berhasil tanpa peduli proses pencapaiannya ;)

Tapi tunggu dulu.. Ada juga lho yang menolak sebuah penghargaan yang jelas-jelas menunjukkan sebuah prestasi dari sebuah proses yang panjang. Frans Magnis Suseno menolak pemberian penghargaan Achmad Bakrie atas pemikiran sosialnya selama ini. Itu berita penting 2 minggu lalu yang tersebar diberbagai media.

Menurut penilaian 'dewan juri', penghargaan diberikan karena ia adalah ilmuwan Indonesia yang paling gigih membahas banyak masalah bangsa ini dari sudut etika selama empat dasawarsa terakhir.


Etika bukanlah moral melainkan sebuah ilmu atau penelaahan kritis dan sistematis tentang ajaran moral, begitu katanya. Melalui etika, dapat dipahami secara mendasar mengapa dan bagaimana suatu ajaran moral terbentuk. Jadi etika itu bukan cuma sekedar membekali manusia agar bisa menilai dengan benar kebajikan yang tersimpan dalam suatu ajaran moral, tapi juga membuat manusia dapat menyibak kepalsuan yang mungkin ada dalam suatu ajaran moral. Dari permukaan keliatannya mulia, padahaall setelah di teliti lebih dalam ternyata cuma kamuflase belaka; dibentuk hanya untuk menutupi sesuatu.

Jadi, bagi etika yang penting bukan apakah seseorang mendukung kebaikan dan menentang keburukan, melainkan mengapa ia memilih untuk bersikap demikian. Ia menjadi lebih bertanggung jawab, bukan hanya sekedar ikut-ikutan secara membabi buta tanpa mengerti maknanya. Itu lah yang selama ini diperjuangkan oleh Franz ditanah air kita. Ya pantes la yaa.. kalo gitu mah .. :-) Kan secara sederhananya dia tuh mau supaya rakyat Indonesia lebih pinter dan kritis dalam menilai suatu ajaran moral, karena hal itu ternyata jadi biangnya banyak masalah di Indonesia :-s

Eeh, ternyataa.. beliau malah menolak penghargaan itu. Hmm mesti ada alasannya yang bisa beliau pertanggung jawabkan dong.. ;-)

Katanya, beliau tidak bisa menerima penghargaan itu mengingat sang pemberi penghargaan adalah Keluarga Bakrie, yang masih punya utang kasus lumpur Lapindo, yang sampai kini blum beres-beres. Kalau dia menerima, itu sama artinya dengan 'berkompromi' dengan keluarga Bakrie, yang sampai sekarang masih menyengsarakan sekelompok rakyat di tanah airnya sendiri.

Artinya, menurut aku nih yaa.. Ironis. Sang pemberi penghargaan (jelas orang yang sukses, terkenal van beken) belum menunjukkan sikap yang konsisten. Ia berusaha menunjukkan bahwa dirinya menilai tinggi suatu pemikiran sosial; pemikiran yang berpihak pada rakyat, sementara tindakannya masih bertentangan, dia malah menyengsarakan rakyat. Bahkan kalau di interpretasikan lebih jauh.. Awardnya itu jadi seperti sebuah kamuflase :(

Makanya.. Try not to become a man of success but rather try to become a man of value aja deh, begitu kata "quote" nya Albert Einstein.

Dari apa yang selama ini diperjuangkan, dari keberaniannya bersikap dan mempertahankan prinsip yang menurutnya benar, jelas Frans Magnis Suseno adalah "Man of Value". Ia manusia bernilai, lebih mulia, dan patut mendapat respek, sekalipun tanpa 'Award' ditangannya.

RISN

Minggu, Agustus 12, 2007

"DON'T DO THIS AT HOME" (the unforgettable)

Kadang-kadang kita harus berani ‘gila-gilaan’ supaya hidup tidak membosankan :-). Itu kata film yang aku tonton semalem, dan aku setuju itu… Sangat :). Dulu, kayaknya sih aku suka juga tuh rada 'gila-gilaan', abis enak sih.. hidup jadi lebih hidup kalo kata iklan mah... hehe.. Gila-gilaan bagiku adalah berbuat iseng, lucu, dan agak agak melanggar aturan dan kebiasaan-kebiasaan umum gitu.. ;-). Tapi itu dulu. Sekarang? takut ah, ntar disangka gila beneran. Tapi...... sapa takut juga sih? ;)

Lagi asik-asiknya dan seru-serunya nempel-nempelin poster, tiba-tiba sebuah motor masuk ke area depan SMA ku. Belum juga sempet mikir, tangan ku udah dicengkram euy, sementara tangan kanannya mengacungkan pistol sambil menggertak : “Mana yang lainnya !!!” :-(. Gilee!! pistol beneran nih?? seumur-umur baru sekarang aku liat pistol tepat didepan mata. Ya jelas lah seluruh tubuhku gemeteran atuh :-s. Rupanya teman lain pada ngintip, begitu liat aku dan temanku ‘digrebek’ pada nongol deh sebagian.

Ternyata perempuan nya cuma aku dan sobatku :s, sisanya lelaki semuanya. Siangnya sekolah pun heboh.. 11 orang siswanya diangkut tentara di pagi buta…

Sampai di kantor Kodim (kalo ga salah, lali aku :-s) kita ditampung di satu ruangan, lalu satu persatu dipanggil untuk diinterogasi. Mereka mengira ada dalang mahasiswa dibalik aksi poster anti Soeharto saat itu. Waktu itu th 1979 (?) memang marak demo mahasiswa dan aksi poster di sejumlah SMA di Bandung dan beredar juga secara gelap ‘buku putih’, isinya antara lain info tentang makam keluarga Soeharto yang katanya mewah.

Deg2an juga sih nunggu giliran di interogasi apalagi katanya terjadi tindak kekerasan terhadap satu temanku (orangnya tinggi besar) karena diduga pemimpin aksi poster ini. Padahal belum tau aja mereka, temanku itu tergolong orang yang 'gila' banget dan tukang ngebodor :-). Tapi rupanya ini cuma gosip belaka, yang jelas saat itu di kantor itu terjadi kehebohan lain, ternyata temanku itu anak bekas Komandan Kodim... hehe.. Maklum, saat itu mana ada sih tentara/polisi yang berani (terang-terangan) anti Soeharto? lha ini anaknya kok ya nekad ? Karena itu juga akhirnya jam 6 sore, kita semua di serah terima kan ke ortunya masing-masing.. Lha? berjuang kok pulangnya di jemput ortu dan diiringi nasihat sang Komendan.. haha… Katanya kita dianggap masih ingusan tapi sang komendan salut karena berani. Horeeee.. :-))

Setibanya aku di depan rumah, ada bapak-bapak teriak sambil mengacungkan tangan “Merdeka !!” Jelaslah aku nengok, eehh॥ ternyata pak RT.. hehe.. Gilee.. serasa jadi pahlawan gini euy.. Padahal kerjaan gw n temen-temen waktu itu adalah membuat poster, poster dan poster... Subuh-subuh buru-buru ke sekolah, trus sambil mengendap ngendap itu poster ditempel ke seluruh penjuru sekolah। Siangan dikit heboh deh satu sekolahan.. Belajar ditiadakan diganti dengan mimbar bebas.. Ahaa !! nikmatnya dunia saat itu tiada duanya... Sampai ahirnya… digrebek :-).

Bagiku cerita ini termasuk 'gila-gilaan' di satu sisi, tetapi ada semangat 'juang' nya di sisi lain. Gila-gilaan karena buat aku dan teman-teman itu adalah saat yang sangat menyenangkan dan menggairahkan bo!.. Tau sendiri dong arti 'peer group' (kelompok teman sebaya) bagi remaja? Kayaknya hampir bisa dibilang tiada hari tanpa berkelompok. Tiada hari tanpa petualangan. Tiada hari tanpa cekakak cekikik. Pokoknya ga ada loe ga rame deh :-). Di sisi lain, tentu saja semangat 'juang' kita pun meletup-letup. Darah muda bo!! pan masih gampang fanasss... Apalagi waktu itu semua cerita buruk tentang Soeharto selalu terkunci rapat padahal baunya udah kemana-mana. Akibatnya setiap cerita 'gelap' menyebar.. rasanya gerahh.. fanassss... Kalo ga salah 'buku putih' saat itu seperti sebuah 'trigger' bagi kegerahan yang sudah berlangsung cukup lama.

Maka aksi bikin poster dan pemasangannya di sekolah pun jadi deh sebuah petualangan 'peer group' yang seru dan meningkatkan adrenalin hehe... khususnya buat kita yang saat itu masih duduk di kelas 3 SMA.

Sampai sekarang cerita ‘gila-gilaan’ itu jadi kenangan yang teramat manis buat aku dan teman-teman SMA. Setiap reuni cerita itu pasti dimunculkan kembali, dan selalu membuat kita ketawa dan menimbulkan rasa gimanaaaa gitu, yang sulit untuk diungkapkan. So sweet... :-)

RISN

Kamis, Agustus 09, 2007

MAKA BERPINDAHLAH UNSUR BUDAYA KITA KE TETANGGA..

Kemarin di Citos, waktu lagi makan siang, tiba-tiba, ujug-ujug mendadak, suara musik terdengar.. keras banget !!.. Gile.. kaget aku. Rupanya itu musik berasal dari panggung di lobby. Hmm.. pasti musik daerah neh.. soalnya ada suara alat musik khas daerah ntah apa namanya. Berikutnya, kayaknya aku mulai kenal deh sama lagu-lagunya.. Tidak salah lagi, ini pasti lagu-lagu Batak bah !! si Butet, siapa lagi kalau bukan orang batak :-)

Selesai makan, memang aku niat mau nonton walau cuma dari lantai atas. Semua pemain, sudah kuduga pasti menyelendangkan ulos.. :-) plus topi khas, buat para lelaki. Lagu-lagu batak memang terdengar enak apalagi kalo penyanyinya bersuara merdu. Hilang deh rasa lelah setelah keliling-keliling selama hampir 2 jam.

Tapi setelah lama menonton, aku mulai merasa sedih.. Ga tega euy.. Musik dan lagunya enak didengar. Kostum pemusiknya unik dan khas. Penyanyinya juga cantik.. Tapi penonton sepiiiiii… kayak di kuburan. Lha pengaturan acaranya juga terkesan mau-mau enggak-enggak. Kursi penonton cuma ada 5 'butir' (saking dikitnya nih).. basa basi banget. Seolah sudah diantisipasi ga bakalan ada yang mau nonton. Tampil di hari sepi pula. Padahal penyanyi nya udah berupaya banget manggil-manggilin orang supaya mau naik dan nyanyi di panggung. Kesian deehhh… :-( Coba dia nengok keatas manggil gw, pasti gw langsung terjun bebas ke atas panggung.. hehe..

Mendadak aku ingat NKRI. Katanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Trus ada semboyan yang (dulu) selalu dibanggakan... Bhineka Tunggal Ika. Keduanya menyiratkan adanya keanekaragaman tapi tetap bersatu. Beraneka suku bangsa, bahasa, budaya, tradisi, tapi tetap bersatu. Kumpak ni ye critanye? Banyak yang khas, banyak yang unik. Itu lah Indonesia.

Tapi kok yang khas dan unik itu mulai dicuekin ??? Lama-lama aku melihatnya seperti perahu kecil ditengah lautan yang memanggil manggil minta perhatian tapi tanpa pengeras suara. Sementara di sekelilingnya melintas.. mondar mandir kapal-kapal besar dan megah bersuara keras. Yaaahh.. sapa yang mau dan bisa dengar? perahu kecil dan kuno koyo ngono rek. Padahal perahu model gitu masih banyak lho.. Musti di apain dong supaya tetap bisa menarik perhatian ditengah kapal-kapal megah itu?

Jangan-jangan ahirnya kita malah harus merubah semboyan. Bhineka tapi ga ngaruh.… :(

RISN

Selasa, Agustus 07, 2007

MENULIS DAN TULISANKU

Bagiku menulis adalah 'releasing' sekaligus hiburan. Maksudnya 'releasing', sebetulnya sih lebih karena bingung apa mencari kata yang tepat untuk mengeluarkan uneg-uneg, mengungkapkan perasaan dan buah pikiran yang terasa penuh di kepala. Sedangkan hiburan, ya begitu lah.. aku merasakan keasikan dan kenikmatan sendiri kalau bisa menuliskan apa yang aku rasakan dan pikirkan. Bahkan ketika aku sedang sibuk sekalipun kadang aku ingin menulis sesuatu hanya untuk sekedar 'refreshing'.

Kejadian sehari-hari yang aku alami seringkali memberi kesan yang dalam untukku. Tapi maksud dari kejadian yang aku alami disini adalah dalam arti seluas-luasnya. Bisa jadi memang secara fisik aku sendiri yang mengalaminya, atau mungkin aku mengalaminya hanya melalui indera saja. Mungkin aku mendengar cerita tentang suatu kejadian, atau bisa jadi aku membaca tentang sesuatu. Yang pasti aku selalu ingin mengungkapkan kesan yang dalam itu, lewat kata-kata, melalui sebuah tulisan.

Kesan itu kadang mengundang aku untuk memikirkannya lebih jauh. Tidak hanya itu, dia juga bisa mengundang keingintahuan yang lebih dalam tentang arti atau makna dari semua itu. Maka ahirnya cerita tidak lagi hanya sebuah cerita. Bisa jadi dia ngalor ngidul kemana-mana hehe... tergantung kemana pikiran ku berjalan, atau tergantung arti atau makna apa yang aku peroleh lewat pencarian yang panjang. Maksudnya lewat baca-baca buku, lewat searching di internet, lewat tanya-tanya, pokoknya lewat yang serba bisa dilewati deh.. :-)


Itu tentang arti menulis untukku dan tentang tulisanku.

Yah ahirnya॥ apalagi sih yang aku harapkan selain tulisanku bisa dibaca juga oleh orang lain, dan syukur alhamdulillah kalau bermanfaat।
RISN