Jumat, Juni 06, 2008

Friendship is love without his wings



Nganggur selama 2 minggu membuat aku kembali mengotak-atik program video makernya windows... Kebetulan belakangan ini aku juga mengalami hari-hari yang membuat aku merenungi arti dari 'friendship'. Begitu dalam dan tulus. Maka akhirnya jadi deh penggabungan dari beberapa video yang aku tonton, beberapa lagu, dan kata-kata yang bagus tentang friendship.. dari youtube.com, imeem, lime dst. Pokoknya serba internet deh.. :)

Selamat menonton, semoga suka.. :)


RISN

Kamis, Mei 29, 2008

Semoga bukan 'ciri' dari staf ahli anggota DPR kita

Mereka datang kesiangan, karena itu ngga boleh masuk ruangan test. Eh, ternyata mereka ngga bisa terima. Katanya pihak penyelenggara kok ngga profesional??

Halaaahh... :)
Padahal di lembar edaran yang mereka pernah terima kurang lebih telah ditulis seperti berikut : "Asesmen dimulai jam 08.00. Harap datang 30 menit sebelum mulai. Lalu ada rincian waktu untuk persiapan, instruksi dan asesmen. Masih kurang jelas kah?

Hmm... Dari 1000an peserta kira-kira 10 orang (1%) datang terlambat. Masih taat aturan.. Alhamdulillaahh.. :). Tapi mohon maaf, yang terlambat itu tetap tidak diperkenankan masuk kalau psikotest sudah dimulai. Masalahnya instruksi sudah berjalan, terlambat masuk akan berakibat tidak paham, dan akibatnya merugikan peserta lain kalau harus mengulang instruksi.

Sebetulnya yang protes keras cuma 2 orang. Itu juga dari partai yang berbeda. Jadi.. memang tidak representatif lah kalau dibilang 'gaya' seperti itu adalah ciri dari staf ahli DPR kita. Cuma saja, arogansinya itu lho.. Luthu naa.. bikin gemesss dehh.. :( apalagi alasan terlambatnya karena pesawat delay. Pengen marah ga sih dengernya ??? lah pesawat delay kok penyelenggara yang disalahkan? Katanya, kenapa di edarannya ngga ditulis ada psikotest? Untuuung untung yang bikin edaran bukan penyelenggara tapi Setjen DPR :p.. maka silaken ribut deh berdua yang sama-sama berbau DPR..

Jadi binun, siapa sih sebetulnya yang ngga profesional ??
Yang melarang masuk karena jelas mengganggu jalannya asesmen serta merugikan mereka sendiri, atau... yang datang terlambat tapi bersikeras untuk diijinkan masuk?

Setelah ngotot dengan sesama yang berbau DPR tea ;) maka ahirnya ada 'win-win solution', yaitu diadakan test susulan untuk yang tidak bisa hadir hari itu dan untuk yang datang terlambat. Tapi, alamaakk.. rupanya beliau beliau itu teteepp masih kurang puas juga :( . Lalu katanya, kalau begini caranya, saya jadi bingung siapa yang harus disalahkan? Astaga naga.. rek rek, kok berpikirnya kudu harus mesti ada yang disalahkan sih? bukankah sebaiknya mencari solusi?

Tapi gampang kok jawabnya. Pan katanya pesawatnya delay.. Musim pesawat delay seperti ini, sebaiknya kan kita berpikir antisipatif bukan?? Tokh asesmen ini untuk kepentingan dirinya sendiri. Jadi siapa yang salah ayooo ?? hmm.. pasti rumput yang bergoyang..;)

RISN

Minggu, Mei 18, 2008

HATI YANG LEMBUT, waspadalah...

Hati yang lembut adalah yang tanggap dan terbuka terhadap sekitarnya (Agus Mustofa, 2003).

Nabi Ibrahim dikenal sebagai nabi yang berhati paling lembut. Sayang tidak banyak cerita tentang kelembutannya ini kecuali saat beliau menyadarkan ayahnya untuk meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Esa. Walau demikian beliau tetap menjualkan berhala buatan ayahnya seraya mengatakan pada pembeli bahwa patung itu tak beguna. Jelas lah sang ayah marah dan mengusirnya tapi nabi Ibrahim tetap bersikap lembut seiring kekukuhannya menyembah Tuhan yang Esa, senantiasa berusaha menyadarkan dan mendoakan ayahnya.

Agus Mustofa (buku Pusaran Energi Ka’bah), mengatakan bahwa hati menularkan getaran pada lingkungan sekitarnya (beresonansi), baik itu hati yang lembut atau hati yang kasar. Getaran yang bersumber dari hati yang lembut adalah getaran Ilahiah yaitu dorongan untuk mencapai tingkatan kualitas diri yang lebih tinggi. Getarnya cenderung lembut dan halus dengan frekuensi getaran yang sangat tinggi dan teratur. Termasuk kedalam getaran Ilahiah ini adalah membaca Firman Allah, dzikir, sifat sabar, ikhlas dan pasrah dalam beragama. Getar hati yang lembut memberikan rasa tenang dan tentram pada lingkungan sekitarnya.

Masih menurut Mustofa, getar kelembutan hati nabi Ibrahim masih bisa dirasakan hingga saat ini di dalam dan di sekitar ka’bah. Bagaimana tidak, bukankah energi itu tidak musnah? dan getaran menunjukkan adanya energi? Ka’bah dibangun dan digunakan setiap saat oleh nabi Ibrahim pada jamannya maka bisa dibayangkan seberapa besarkah getar positif telah terpancar disitu. Ditambah dengan getaran do’a dan sholat seluruh umat Islam (yang berkiblat ke ka’bah) maka tidak heran kalau hati terasa sangat tentram kala berada disana.

Namun jangan dikira bahwa hidup kemudian akan berjalan mulus oleh kelembutan hati. Saat hati menggerakkan rasa dan rasa terkait erat dengan emosi maka kita harus berhati-hati. Sangat mungkin pada ahirnya akal sehat terabaikan karena rasa mulai mendominasi keputusan dan perilaku. Kalau itu terjadi si lembut hati akan tenggelam dalam kehidupan yang dikuasai oleh perasaannya saja tanpa mampu mengendalikannya lagi.

Mungkin, itulah salah satu sebab mengapa justru kepada nabi Ibrahim 2 ujian keimanan yang begitu berat diberikan. Padahal beliau telah menunjukkan keimanan yang tinggi melalui keberaniannya menghancurkan patung berhala di seluruh kota tempat tinggalnya sampai ia dihukum bakar hidup-hidup.

Ujian berat yang pertama adalah saat Tuhan memerintahkan untuk meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil di padang tandus, kering dan gersang. Kedua, belum lama ia berjumpa kembali dengan anak dan istrinya, Tuhan mengujinya kembali lewat perintah menyembelih anaknya. Bayangkan.. Cobaan yang luar biasa berat, dan sangat terkait erat dengan kelembutan hati dan perasaan. Tapi.. yah namanya juga orang yang very very very special, tentu saja ia berhasil melewati semuanya dengan baik. Hati yang lembut telah ditempatkan sebagaimana mestinya olehnya, yaitu dibawah kekukuhan iman.

So.. hati yang lembut tetap lah waspada..

RISN

Kamis, Maret 20, 2008

Aa Gym dan Fahri (nya Ayat-ayat Cinta)

Kalau pada saat Aa gym berpoligami tiba-tiba 'penonton' bubar jalan dan 'dunia' mendadak sepi. Maka saat Fahri berpoligami penonton malah berdatangan. Mulai dari ABG sampai ke orangtua penasaran mau ikutan juga. Malah Fahri sepertinya jadi idola, padahal dia juga berpoligami. Apa sih yang membuat berbeda?

Yang pertama jelas lah poligaminya Aa Gym terjadi secara natural di dunia sungguhan. Artinya tidak bisa direka-reka sedemikian rupa untuk tujuan mengaduk-aduk emosi orang lain. Kalaupun ahirnya banyak yang 'teraduk-aduk' itu jelas ga sengaja dan mungkin juga tak disangka-sangka :). Bukan salah skenario lho... Sedangkan poligaminya Fahri semua serba bisa ditata apik demi untuk menarik perhatian dan memancing emosi-emosi tertentu dari penonton.

Kedua, motivasi Aa Gym tidak jelas (setidaknya dimata umum). Yang tertangkap adalah ciri khas lelaki; suka wanita cantik, dan dalam urusan yang satu ini kurang mampu menahan diri. Sedangkan Fahri? waduh.. dia sih keliatannya pada dasarnya ogah kawin lagi :) kalaupun ahirnya itu terjadi alasannya, kesatu, istrinya sangat memaksa (terlepas dari tujuan sang istri sebenarnya). Kedua, kondisi Maria yang kritis membutuhkan 'pertolongan' segera. Ketiga, Fahri menunjukkan perilaku menolak untuk menikahi perempuan lain. Nahh ini dia sebetulnya yang diharap-harapkan perempuan dari lelaki. Menolak poligami bo! karena hal itu mengindikasikan kesetiaan, pemahaman akan perasaan perempuan, dan menunjukkan prinsip tentang sebuah perkawinan.

Tapi walaupun ini hanya sebuah motif yang direkayasa mungkin Aa Gym (atau Aa-Aa lainnya :) tetap bisa belajar dari filmnya Fahri karena cerita itu tentunya dibuat dengan dasar kemampuan berempati pada perasaan perempuan, atau bahkan empati terhadap perasaan masyarakat Indonesia secara umum.

Kalau masih susah ngebayangin bagaimana perasaan perempuan saat itu, nahh film ini juga mengaudiovisualisasikannya dengan bagus dan pas. Walau Aisya sangat mendorong agar Fahri menikahi Maria dan dia kelihatan tegar mendampingi peristiwa demi peristiwa, tapi tak urung saat rasa cinta Fahri mulai hanyut dihadapan Maria yang sedang koma, dengan mengatakan "aku mencintaimu", Aisya tak sanggup lagi menahan gejolak perasaannya sehingga akhirnya memilih keluar dari kamar untuk menangis sejadi-jadinya.

Atau saat mereka sudah berkumpul dalam satu rumah. Ketika suatu pagi Fahri keluar dari kamar Mira ia mendapati Aisya sedang bergegas membawa koper untuk meninggalkan rumah karena katanya dia butuh waktu untuk sendiri. Dan saat Fahri menahan dan memaksa untuk mengantar maka Aisya meyakinkannya bahwa Maria yang sudah mulai sembuh membutuhkan dia untuk menjaganya. Secara tersirat dan tersurat hal itu menunjukkan usaha untuk komit terhadap keputusan, usaha untuk menerima dan memahami keadaan tapi juga rasa getir.

Kewajaran dalam film ini adalah, sekalipun mengemukakan alasan-alasan logis poligami yang bisa dimaklumi khalayak, tapi di saat yang sama dia tidak melupakan bahwa rasa adalah rasa, dia tak pernah kenal alasan sekalipun masuk akal. Dia tetap pada 'pendirian' untuk sakit hati dan tidak sanggup berbagi milik. Dan jalan keluar yang paling pas untuk film yang berlatarkan keiman islaman ini tentunya adalah iman, pemahaman, serta usaha yang luar biasa untuk ikhlas. Dan itulah yang dilakukan oleh Fahri dan Aisya.

Meninggalnya Maria juga menunjukkan kemampuan empati penulis. Kalau saja dia hidup terus bisa jadi akhirnya penonton pun bubar jalan seperti yang terjadi pada Aa Gym... :)

RISN

Senin, Maret 17, 2008

All we need is love



'Photoslide video' pertama nih yang aku buat sendiri.. ;). Gara-gara udah jenuh, bete, mulek sama kerjaan yang tak kunjung selesai malah kunjung ruwet, maka mulai lah aku cari 'gara-gara' untuk menghibur diri itung-itung 'refreshing'. Hasilnya lumayan lah.. rada-rada segar kembali dan kerjaan jadi terbengkalai.. hehe..

RISN

Minggu, Februari 24, 2008

Suatu saat dalam perjalanan hidupku

MAAFKAN AKU...

Maafkan aku ya Allah
Karena aku telah menyerah
Telah hilang semangatku
Telah habis tenagaku
Telah lemah tubuhku

Kini aku tak tahu arah
Kemana aku harus melangkah
Tak terasa bumi tempat aku berpijak
Tak terlihat cahaya tempat aku menuju
Aku melayang-layang tak menentu

Aku mengikuti ayunan tubuhku
Kemanapun ia akan membawaku
Secercah harapan dilubuk hatiku
Tak mampu untuk menahannya
Maafkan aku ya Allah

Karena aku telah menyerah...

29 Juni 2002

RISN

Jumat, Februari 22, 2008

IKHLASKU BUTUH WAKTU DAN BIAYA.. ;)

Berapa tahun lalu aku kehilangan mobil. Kebayang dong rasanya.. Yang sudah pasti adalah marraahh.. gerraamm.. sama si maling2 itu. Lalu menyusul rasa-rasa lainnya. Mulai deh.. panik, bingung, nyesel dan makin maarraahh.. Kedepan akan seperti apa? Gimana caranya nganter 3 anak sekolah dan mengurus berbagai hal lainnya... Pikiran jadi kusut banget dan lagi-lagi pengen marraahhh...

Saking marahnya dan juga berharap mobil bisa kembali, maka diambil deh jalan pintas, ajakan bu RT untuk pergi ke mbah dukun aku ikuti.. hehe.. Suruhan si mbah pun dengan senang hati aku jalanin. Panasin botol berisi cairan cabe sehari 3x dengan niat-niatyang penuh amarah tea.. terbayang di pelupuk mata mereka akan merasakan panasss.. :) terus tahap kedua disuruh bakar semacam kemenyan yang disimpan di botol kecil bergambar tengkorak.., serem sih sebetulnya, banget banget. Tapi berhubung otak lagi ga beres dan dipenuhi rasa marah kesel nyesel.. maka niat penuh amarahpun teteeepp diucapkan sebelum membakar itu sejenis kemenyan :)

Tiga bulan berlalu.. biaya untuk mbah dukun habis sejuta rupiah, tapi batanghidung mobil tetep tak nampak.. Lama-lama pegel dan capek juga gw marah terus.. maka amarah pun mulai reda, ditambah mungkin aku sudah mulai bisa menyesuaikan diri dan mengatur waktu dan tata cara bepergian tanpa mobil. Maka akhirnya baru deh gw nyadar kalau kelakuan gw dodol banget.. haha.. Betapa ekspresi dodol bin kejam keluar lewat niat-niat semoga ini dan itu..terhadap si maling supaya mobil gw balik. Gile dah.. pokoknya..

Akhirnya gw buang semua tuh peralatan sihir dari mbah dukun. Biarpun katanya doi punya pesantren dan mengurus sejumlah anak yatim, dan paket sejuta itu untuk biaya itu semua serta untuk yang menjalankan doa kepada Yang Maha Kuasa. Baru belakangan aku bisa mikir secara waras dan penuh kesadaran kalau itu semua gak sinkron banget sama keyakinan sekalipun doanya itu ditujukan kepadaNya.

Hati udah ikhlas. Mungkin itu sebabnya. Sungguh aku sudah rela dan ikhlas terhadap mobilku yang hilang. Mau diapain kek sama para maling. Ikhlaass.. no hard feeling okay? hehe.. dan akupun memohon ampunanNya atas kemusrikanku selama ini.

Enam bulan berlalu. Tiba-tiba seorang polisi datang dan mengabari bahwa mobilku ditemukan.. horee.. lAlhamdulillaaahhh... Aku langsung merenung.. betapa nikmatnya rasa ikhlas itu, luar biasa.. Selain no hard feeling, ngga ada beban dan rasa sesak di dada, semua rasanya plong.. eh ada bonusnya pula.. Hmm.. Pasti lah Tuhan tahu kalau aku ikhlas beneran bukan cuma pura-pura ikhlas ;)..

Dan tidak lama kemudian bu RT yang ngajak aku ke mbah dukun itu datang seraya berkata : "Tuh kaann ketemu juga akhirnya.." hehe.. bu RT ketinggalan jaman nih.. ;) Memang sih aku gak pernah cerita kalau sebetulnya sudah sejak 3 bulan lalu peralatan sihir mbah dukunnya itu aku buang semua karena aku sudah ikhlas se ikhlas-ikhlasnya :)

RISN

Selasa, Februari 19, 2008

BANTUAN PARANORMAL

Salah niat malah intervensi terhadap program Nya?

Ada yang pernah berhubungan dengan parnom alias paranormal ? Aku pernah, malah sering. Gimana ngga, wong si parnom itu ada hadir di lingkungan terdekat ku kok. Mau ga mau, suka ga suka, setuju or not cerita seputar parnom sudah menjadi sesuatu yang sangat akrab di telinga, sekaligus sangat menarik perhatianku. Walaupun akrab, tapi tidak berarti bahwa ‘everything is doing fine”. Ada pertanyaan yang terus menerus menggelitik berkenaan dengan si parnom ini. Boleh ga sih kita minta tolong sama si parnom ? Minta tolong sembuhin penyakit, minta tolong ‘cariin’ barang ilang, minta tolong supaya usaha maju, minta tolong supaya suami lengket, bahkan minta tolong supaya cepet kaya. Hmm… kalau udah minta tolong kaya gitu berarti kita percaya bahwa sang parnom memang punya kemampuan untuk itu.

Pertanyaan ini sudah pasti menjadi pertanyaan banyak orang. Biasanya jawabannya pun tidak pernah seragam, ada yang pro, ada yang kontra dan ada yang cari aman. Yang kontra akan dengan tegas bilang “Tidak boleh !! karena itu berarti musyrik; menduakan Tuhan. Berusahalah sambil berdoa langsung kepada Yang Maha Kuasa”. Yang kedua, jawaban yang ‘aman’ karena berada di tengah-tengah. “Boleh aja kalee, namanya juga ikhtiar. Selama kita tetap berdoa kepada Tuhan, bantuan parnom itu kan cuma media, sama halnya seperti kita minta bantuan dokter atau ahli. Yang penting jangan sampai menjadi ‘parnomcholic’, maksudnya ketergantungan terhadap parnom :). Yang ketiga, yang pro. Menurut mereka, namanya juga ikhtiar dan kelompok ini tidak pernah pusing-pusing mempertanyakan masalah kemusyrikan. Tanpa disadari, mereka nih ahirnya tergolong pada orang-orang yang… dikit-dikit ke dukun, dikit ke dukun.. hehe... Bisulan pun bisa jadi larinya mbah dukun :).

So… dimanakah kita berada ? Nah pilih deh tuh jawaban yang paling cucok (kalau ada). Tapi cerita blom tamat nih..

Pan udah dibilang diatas bahwa pertanyaannya terus menerus menggelitik hatiku, tapi blom ada jawaban yang sreg. Kalau dikatakan tidak boleh minta tolong si parnom, kenapa kok mereka itu diberi kemampuan seperti itu? tapi kalau kemampuannya diamalkan untuk tujuan menolong sesama, katanya musyrik. Jadi bingung kan? So, sebetulnya siapa sih yang memberi kemampuan pada si parnom itu sehingga seolah-olah doanya lebih terkabul ? Apakah Tuhan yang ‘turun tangan’ langsung ? Kalau iya, kenapa juga Dia ga langsung menjawab permohonan or doa kita-kita, kenapa diskrimanatif gitu, kalau parnom dikabulkan kalau kita blom tentu :(. Lalu kalau itu bukan Tuhan, siapa dong 'the actor behind the scene’ nya ? Adakah itu makhluk gaib lainnya ? sehingga orang menilai itu sebagai musrik ? lalu makhluk gaib macam mana pulakah doi ? tapi katanya para parnom itu juga tetap memohon dan berdoa kepada Allah.. Ih pusing ga sih mbolak mbalik nanya kaya gitu ? dan sebetulnya ini pertanyaan ditujukan pada sapa yaa ?? ga jelass.. hehe..

Ahirnya.. suatu hari, saat aku lagi bosen-bosennya nunggu disebuah RS ahirnya beli deh satu majalah kecil bernuansa Islam yang isinya membahas masalah-masalah sufi. Ada satu artikel dari seorang mubaligh dan pengamat persufian yang membahas masalah bantuan seorang sufi. Pada intinya ia mengatakan hal kira-kira seperti ini. Ketika seorang ahli sufi menolong seseorang mungkin niatnya dalam hati adalah untuk membantu melepaskan orang tersebut dari beban penderitaannya. Bisa jadi karena ia tidak tega dan merasa kasihan kepadanya. Karena apapun bentuk penderitaan itu;, mungkin terserang penyakit, mungkin kehilangan sesuatu, mungkin kesusahan, dsb. dsb., yang pasti orang tersebut pada saat itu merasa menderita. Kita pun berpikir bahwa niat membantu itu sudah baik dan benar karena menunjukkan rasa kasih sayang terhadap sesama. Jadi apa masalahnya? bukan kah itu bagus?

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa kita selalu menyamakan sudut pandang manusia dengan Nya. Kasih sayang disinipun dilihat dari sudut pandang manusia. Arti rasa kasih sayang pun ditakar dengan takaran manusia. Padahal Allah itu Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. MAHA gitu loh.. nahh..ngerti kan artinya maha ? Berarti kan kasih sayangnya itu super duper... jauuuh melebihi kasih sayang manusia or makhluk apapun di jagat raya ini, tanpa batas tanpa perbedaan. Lalu ketika Tuhan menguji (membiarkan) umatnya dengan berbagai cobaan yang menimbulkan rasa susah dan derita, apakah itu bisa diartikan Tuhan tidak menyayangi mereka? sehingga, seorang parnom merasa perlu membantu seseorang melepaskan diri dari 'rasa derita' nya karena kasihanm; karena kasih sayangnya? Yakin nih kalo perbuatannya sudah pasti benar ??

Nah bingung ga, kalau ditanya gitu sama ahli sufi ? Padahal tadi kayaknya udah PD tuh. Rasanya gak ada yang salah dengan menolong orang lain, tapi tiba-tiba kok dipertanyakan lagi kebenarannya, “pertanyaan yang aneh”… Tapi apa iya aneh ? Kayanya masih bisa kok dipahami dengan alur logika manusia. Mungkin bisa disetarakan dengan kasus berikut… Seorang ibu merasa kasihan dan tidak tega melihat anaknya yang masih SD ‘menderita’ karena harus bekerja keras menyelesaikan tugas prakaryanya. Ahirnya ia pun merasa perlu untuk turun tangan setiap kali anaknya mengerjakan tugas. Padahal menurut seorang ahli sebetulnya ‘penderitaan’ sang anak itu akan mendidik dan mengajarkan banyak hal. Ia belajar untuk bertanggung jawab, belajar membuat sesuatu, belajar mandiri, dsb. yang pada intinya ‘penderitaan’ itu sebetulnya akan membawa kebaikan bagi si anak. Setiap usaha untuk selalu melepaskan anak dari ‘penderitaan’ itu berarti menghilangkan ‘kebaikan’ yaitu kesempatan anak untuk berkembang. Jadi, dalam hal ini membiarkan anak ‘menderita’ adalah lebih baik daripada membantunya. Gitu kurang lebih perumpamaannya kali ye?

Kembali kepada masalah yang MAHA tadi maka so pasti lah Dia itu adalah Sang Ahli. Yang Maha mengetahui apa yang terbaik bagi umatnya. Jangan-jangan penderitaan yang sedang dialami seseorang tersebut sebetulnya adalah ‘program’ yang sudah dirancang olehNYa dan merupakan takdir yang harus dijalaninya. Bukankah telah dikatakan bahwa Allah akan selalu menguji umatnya dengan berbagai cobaan. Pastilah ada maksud-maksud tertentu dibalik semua itu yang akan membawa kepada kebaikan. Dalam artikelnya ini dikatakan bahwa ada tiga fungsi dari suatu musibah/kesulitan yaitu : 1. Sebagai hukuman/balasan atas kesalahan yang pernah dilakukan. 2. Untuk menghapus dosa 3. Sebagai ujian/kesempatan untuk meningkatkan derajat/kemuliaan.

Nah kebayang ga sih lagi khusyuk-khusyuknya suatu ‘program ujian’ dijalankan oleh the Boss terhadap umatnya, trus tiba-tiba dengan ‘PD’ nya seorang parnom datang memberi ‘jalan keluar/contekan’ karena merasa kasihan. Weleh weleh… sapa elo ? memang mau nanggung akibatnya kalau ntar terjadi 'error' ? gitu kali sabda Tuhan kalo diterjemahkan dalam bahasa gaul :)

Oleh karena itu lah sang pengamat menekankan pentingnya suatu niat. Katanya, salah niat saja dari seorang sufi ketika ia menolong orang lain bisa merupakan dosa. Seorang sufi boleh menggunakan karamahnya untuk menolong orang yang sakit tetapi tentu saja harus atas seijin Allah. Dia tidak boleh ‘seenak jidatnya’ atau ‘ujug-ujug’ begitu saja menyembuhkan orang sakit tanpa permisi. Tapi dia harus berdoa or minta permisi dulu kepada Allah, misalnya, seperti berikut : “Ya Allah jika sakit ini adalah karena Engkau menghukum dia, Engkau lah Tuhannya yang berhak dan jika Engkau sedang menguji dia, karena memang Engkaulah yang berhak menguji dia. Tetapi aku manusia biasa yang tidak tega menyaksikan penderitaannya, maka cukupkanlah hukuman untuk dia, kalau itu adalah suatu hukuman. Tapi kalau itu adalah ujian, maka jangan Engkau berikan ujian yang dia tidak mampu menanggungnya”. Begitu katanya tata caranya. Selanjutnya sih so pasti lah terserah kepada Nya juga, mau dikabulkan apa engga harapan sang Sufi itu.

Itu tentang sufi yang di yakini dapat berkomunikasi langsung dengan Allah (sufi dengan taraf tertentu) dan karena kebersihan jiwanya ia diberi ‘karamah’ untuk menyembuhkan orang yang sakit atau melakukan hal lainnya yang ‘aneh-aneh’. Tidak semua parnom adalah seorang sufi. Bahkan mungkin sangat sedikit parnom yang sufi. Bahkan mungkin kita semua tahu bahwa ada juga orang yang sengaja belajar ilmu-ilmu ke paranormalan ntah dengan niat apa. Tapi ‘whatever’ dan ‘whoever’ lah sang parnom itu, ada satu hal penting, mendasar dan sekaligus ‘menghibur’ yang patut kita camkan dalam sanubari yaitu bahwa :

“Penderitaan adalah juga atas kehendak serta kasih sayangNya. Percayalah bahwa Ia juga Maha Adil lagi Maha Bijaksana. Ketika kita melewati semuanya niscaya ada keadilan didalamnya. Bisa jadi semua itu adalah akibat dari kesalahan kita sendiri sehingga kita harus menanggung akibatnya. Bisa jadi itu adalah penderitaan yang merupakan balasan yang setimpal yang patut kita terima karena dosa atau kesalahan yang pernah kita perbuat dulu, dan Insya Allah itu berarti bahwa dosa kita didunia dihapuskan. Atau Tuhan memberi ‘ujian’ atas keimanan kita sehingga ketika kita berhasil melewati semuanya, bersyukurlah karena Insya Allah derajat atau kemuliaan kita sebagai manusia telah naik ke ‘anak tangga’ berikutnya”.

Kalau dari pihak the parnomz aja ada permisi, tentu dari pihak si ‘pasien’ pun so do I kali ya? Alangkah bijaksananya kalo kita juga berdoa or minta permisi dengan prinsip yang sama. Kalau menurut Dia kita patut menerima ‘penderitaan’ itu dengan berbagai alasan seperti tersebut diatas ya mintalah supaya kita diberi kekuatan, ketabahan serta keikhlasan ketika menjalaninya. Tetapi kalau kita merasa tidak tahan/tidak sanggup maka berdoalah agar diberi jalan keluar atau diringankan dari penderitaan tersebut.

Kalau sudah begini… tentu kitapun akan berpikir panjang untuk “dikit dikit minta tolong, dikit dikit minta tolong” sama the parnomz. Tetapi tidak juga berarti kita berdiam diri saja sambil terus menerus berdoa agar semua cepat berlalu. Tuhan memerintahkan kita untuk tetap berusaha, berikhtiar tetapi tentunya dengan berpedoman pada akal sehat dan dunia kasat mata. Tuhan telah memberikan karunia yang begitu besar dengan memberi manusia akal budi.

Bahasan sang pengamat sufi memang terbatas pada masalah penyembuhan penyakit. Lalu gimana dengan masalah lain? Seperti pelet, susuk, santet dll dll yang juga melibatkan keahlian the parnomz. Sebetulnya coy.. itu mah ga usah terlalu pusing-pusing mikirnya. Sambil merem juga kita udah bisa berasa bahwa semua itu adalah yang sebenar-benarnya intervensi, atau intervensi terang-terangan atas program Nya. Niatnya saja sudah meragukan, bukan lagi atas dasar kasih sayang. Lain halnya kalau itu adalah usaha untuk melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh/kekuatan negatif.

Jadi, pada intinya, musibah atau penderitaan yang dialami manusia adalah ‘program takdir’ yang memang harus dijalani manusia. Kalaupun manusia ingin keluar darinya maka gunakanlah akal sehat yang telah Ia karuniakan pada kita serta petunjuk untuk berdoa kepada Nya. Tanpa seijin Nya/ridhoNya, setiap usaha parnom untuk melepaskan diri dari keadaan tersebut bisa jadi merupakan ‘intervensi’ atas program yang telah direncanakanNya untuk kita. Sedangkan usaha yang berdasar pada akal sehat adalah merupakan usaha pemanfaatan serta pengembangan potensi akal sehat yang merupakan karuniaNya, dan hal itu juga berarti bahwa kita telah mensyukuri nikmatnya.
RISN

Suatu saat dalam perjalanan hidupku

P A S R A H

Ya Allah,

Ketika rasa sakit di batinku kurasakan kembali….
Ketika kepedihan semakin menghujam mendalam di hatiku….
Ketika aku merasa tidak lagi mampu membela diri….
Ketika aku hanya dapat merasakan
kepedihan dan kesakitan
mengalir bersama dengan darahku
menjalar ke seluruh pelosok tubuhku
menggerogoti setiap inci dagingku
aku hanya menyebut

ALLAHU AKBAR !
ALLAHU AKBAR !
ALLAHU AKBAR !

S E P E N U H H A T I K U

Hidupku adalah milikmu
Jiwa dan ragaku adalah milikmu
Aku adalah milikmu ya Allah !
Tiada pernah aku ragukan itu
Manakala aku bahagia
Manakala aku bangga
Manakala aku suka
Manakala aku duka
Manakala aku sengsara
Manakala aku teraniaya

Aku coba jalani semuanya dengan nama Allah
dan
p a s r a h

23 April 2002
RISN

Selasa, Februari 05, 2008

Hanya untukmu.. Tuhanku

kau begitu sempurna
di mataku kau begitu indah
kau membuat diriku
akan selalu memujamu

di setiap langkahku
ku kan selalu memikirkan dirimu
tak bisa ku bayangkan
hidupku tanpa cintamu

janganlah kau tinggalkan diriku
takkan mampu menghadapi semua
hanya bersamamu ku akan bisa

kau adalah darahku
kau adalah jantungku
kau adalah hidupku
lengkapi diriku
oh sayangku kau begitu
sempurna, sempurna

kau genggam tanganku
saat diriku lemah dan terjatuh
kau bisikkan kata
dan hapus semua sesalku

(Sempurna, Andra & the Backbone)

RISN

Senin, Januari 28, 2008

Signs that make you smile


















Sebenernya tujuan sign ini apa ya? :D





Tak ada bendera setengah tiang di depan rumahku

Seminggu lamanya Indonesia (diminta) berkabung dan memasang bendera setengah tiang. Mantan presiden RI, Bpk Haji Soeharto yang Jenderal Purnawirawan itu telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada hari Minggu siang 27 Januari 2008. Hmm.. Apakah aku diharuskan memasang bendera setengah tiang, atau, apakah aku diharuskan berkabung? tidak ada yang menjawab.. :) maka aku memilih untuk bertindak atas dasar kejujuran. Tidak memasang bendera setengah tiang karena aku memang tidak merasakan dukacita itu. Salahkah aku?

Kebetulan aku adalah produk generasi yang menjalani masa muda di saat presiden Soeharto sedang berjaya, oleh karena itu kesan tentang gaya pemerintahannya masih menempel di benakku. Pengalamanku dengan teman-teman SMA dulu, ikut-ikutan berdemo anti Soeharto sampai akhirnya diangkut tentara ke Kantor Kodim (lihat posting "don't do this at home"), menambah dalam kesan itu. Saat itu situasi represif sangat kuat terasa. Kesewenang-wenangan dan pelanggaran HAM sering terjadi hanya saja terbungkus rapi oleh alasan pelanggaran UUD, Pancasila dan aturan. Kritik mengkritik dikondisikan sedemikian rupa menjadi suatu kesalahan besar yang seharusnya dihindari, Indonesiapun seakan 'milik' keluarga Soeharto dan kroninya, korupsi berjama'ah menggila, bukan cuma melebarkan sayapnya tetapi juga menancapkan fondasinya sampai berurat akar, bak alang-alang yang merusak kesuburan tanah, hingga kini amat sulit diberantas. Semua lembaga pemerintahan bisa diatur sesuai 'selera'nya. DPR, MPR, dan MA tunduk terhadap kehendaknya. Tidak jelas lagi apa fungsi lembaga-lembaga itu sebenarnya. Bahkan ABRI pun dibuat begitu tunduk dan patuh kepadanya, hingga lupa akan fungsinya untuk melindungi rakyat.

Berapa banyak pemuda ataupun tokoh masyarakat yang pintar, berkualitas dan kritis akhirnya dicopot dari jabatan, dibatasi ruang lingkup dan peluangnya, atau dinyatakan bersalah dan masuk penjara tanpa alasan yang jelas. Bahkan aku ingat betul saat itu sering terdengar berita penculikan, orang-orang hilang begitu saja tanpa jejak, dan pada saat yang sama juga santer cerita tentang tempat penahanan dan penyiksaan tersembunyi. (http://dyhary.wordpress.com/2007/12/13/di-tempat-tempat-ini-para-aktivis-pernah-mampir/)

Ingin rasanya aku tidak mempercayainya, apalagi melihat wajah pak Harto yang senantiasa terlihat ramah dan tersenyum itu. Tapi setelah berpikir berulangkali aku selalu sampai pada logika yang tak masuk akal. Mana mungkin seorang presiden yang baik dan benar, membiarkan semua tindak kekerasan itu berlangsung. Mana mungkin ia membiarkan hukum terus menerus direkayasa dan menimbulkan ketidakadilan. Mana mungkin tindak korupsi dibiarkan merajalela, bahkan diberi peluang dan dukungan demi kemakmuran sekelompok orang termasuk keluarga dan kroninya kalau dia seorang presiden yang lurus. Aku juga tidak berharap presiden adalah seorang yang benar-benar ideal, tapi menurutku semua itu sudah keterlaluan dan terlalu terang-terangan membodohi rakyatnya. Maka akupun tidak lagi menaruh harapan, menyimpan rasa kagum apalagi bangga terhadapnya. Rasa keterikatan secara emosional pun sirna hingga kini. Maaf.

Sebutan Bapak Pembangunan seolah merupakan upaya untuk memberi ponten (nilai) bagus pada rapornya. Hmm.. kalau sekedar sebuah julukan mungkin aku setuju setuju saja karena memang di masa pemerintahannya pembangunan dan ekonomi berkembang pesat. Tapi lagi-lagi aku berpikir, 32 tahun lho beliau berkuasa, apa itu bukan waktu yang sangat cukup untuk melakukan sesuatu yang berarti dan bernilai tinggi bagi bangsa dan negara? Kalau tidak mencapai prestasi sedikitpun itu mah namanya kelewatan, lalu apa kata dunia ??? Maka kalau pesatnya pembangunan masih juga diartikan sebagai sebuah jasa, aku akan berpikir 1000x. Bukankah esensi dari kepresidenan adalah memimpin, melindungi dan menyejahterakan bahkan memajukan bangsanya?? jadi sudah sewajarnya lah, bahkan seharusnya lah, seorang presiden melakukan hal-hal besar demi bangsanya.

Maka benarlah apa kata Ajip Rosidi (penulis dan budayawan) di Harian Pikiran Rakyat tentang kepemimpinan Soharto : "Bahwa Soeharto telah membuat bangkrut negara yang diakui kaya raya dengan minyak bumi dan tambang lain, hutan, isi laut, adalah kenyataan yang sulit dibantah. Bahwa pada masa pemerintahannya, Indonesia dianggap maju ékonominya, dipuji oleh negara-negara maju dan lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF, sekarang kita tahu, hanya semacam konspirasi untuk kepentingan vested interest mereka. Dengan bantuan Soeharto sebagai presiden, mereka leluasa menguras kekayaan negara kita". Bahkan hingga saat ini hutang-hutang luar negeri itu masih meliliti negara kita dan akan jadi tanggungan seluruh rakyat Indonesia hingga... entah kapan.

Soeharto juga menggunakan tentara bukan untuk kepentingan seluruh bangsa, melainkan untuk memperkokoh kedudukan dan sistemnya. Sistem dwifungsi yang konsepnya dibuat oleh Jenderal A.H. Nasution oleh Soeharto (meskipun Nasution sendiri disingkirkan) digunakan secara efektif dan efisien. Dengan dia sendiri berpangkat sebagai Jenderal (kemudian Jenderal Besar) dan menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, dia dapat menentukan arah dan fungsi tentara demi kepentingan pribadi dan sistemnya (Ajip Rosidi).

Maka saat beliau wafat, entah mereka lupa, entah terbawa emosi dukacita, entah karena dulu tersangkut 'dosa', lalu beramai ramai orang berkata dengan 'bijak' agar masyarakat memaafkan dosa-dosanya. Aku pun jadi bingung dan berpikir. Apa yang harus aku maafkan? wong kenal secara pribadi juga nggak kok.. :) kalau saja aku kenal sebagai pribadi pasti aku akan memaafkan segala dosa dan kesalahannya padaku, demikian juga sebaliknya, aku ingin dia juga memaafkan aku. Tapi masalahnya aku hanya kenal dia sebagai seorang presiden, dulu, oleh karena itu aku pun hanya dapat menilai dan merasakan kesan atas kepemimpinannya. Jadi untukku ini bukan masalah maaf memaafkan kesalahan, tapi lebih kepada seberapa tinggi aku dapat mengapresiasi nya serta seberapa baik dan dalam kesan yang ditinggalkannya. Dengan memaafkan tidak serta merta berarti semua penilaian dan kesan itu hilang bukan?
Dan..
yang tak kalah penting, mana berani gw bikin tulisan macam begini di jaman itu.. ;)

RISN

Selasa, Januari 15, 2008

KERANGKA RAKSASA KAUM 'AAD JAMAN NABI HUD?


Mana mungkin foto ini tidak membuat heboh. Nyatanya, banyak blog yang memuat gambar sekaligus 'cerita' dibalik layar nya :)
Pertama kali aku melihat 'kerangka raksasa' ini beberapa tahun lalu di sebuah milis. Ya jelaslah aku pun terpesona setengah mati dibuatnya.

Karena kerangka ini diduga merupakan 'peninggalan' kaum 'Aad di jaman nabi Hud yang katanya bertubuh besar-besar bak raksasa, maka tak luput, pemuatan gambar pun disertai kutipan ayat Alquran
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Al-A’raf 69).

Tapi ada sesuatu yang membuat aku heran. Foto seheboh ini belum pernah aku dengar beritanya, kok ga pernah secara resmi di ekspose oleh media manapun dan negara manapun. So.. aku cuma nge-save karena termasuk jenis 'aneh' dan langka.

Belakangan, karena seringnya aku melihatnya kembali saat 'browsing' maka sungguh mati aku jadi penasaran deh judulnya..., dan ternyata.... banyak yang sudah tertipu, tidak terkecuali aku =))

Rupanya cerita/keterangan tentang foto ini dikacau balaukan dengan berita tentang penemuan Tim arkeolog yang dipimpin oleh Beaulognier dari Universitas Bordeaux, Perancis, yang telah menemukan fosil tulang tengkorak manusia Tumai yang usianya berkisar 6-7 juta th silam di padang pasir sebelah utara Chad, Afrika tengah (http://erabaru.or.id/k_01_art_80.htm). Entah bagaimana asal usul penyebarannya maka wilayah penemuan yang diberitakan berbeda-beda. Ada yang menuliskan bahwa kerangka ini ditemukan di daerah Arab Saudi, wilayah gurun pasir yang disebut sebagai wilayah kosong ('oRab-Ul-Khaleea') tetapi ada juga yang mengatakan penemuan ini berada di wilayah India.

Sedangkan nyatanya foto 'Giant' diatas diikutsertakan oleh "IronKite" untuk tema "the Archaeological Anomalies 2" di photoshop contest http://www.worth1000.com/, yaitu kontes foto-foto rekayasa/palsu (hoax) canggih bertemakan arkeologi.

Hmm.. karena rekayasa foto yang begitu sempurna kah ?? atau keyakinan yang membabi buta kah ?? sehingga membuat kita menjadi kurang kritis...

RISN

Jumat, Januari 11, 2008

PEREMPUAN PERKASA

'"Kunci hidup tenang adalah ikhlas. Sayangnya untuk ikhlas itu susah, apalagi ketika beban yang harus ditanggung terasa sangat berat. Maka ketika seseorang berhasil memikul beban itu dengan berujung ikhlas maka pasti dia adalah seseorang yang istimewa"

Jangan membayangkan seorang perempuan bertulang besi berotot baja dan berurat kawat. Selain gak bakalan ketemu didunia nyata, yang dimaksud disini juga bukan perempuan model begitu :) melainkan perempuan yang luar biasa tangguh menjalani hidupnya yang cukup berat.

Hari terahir di Bali adalah acara temu kangen dengan sobat lama di SMP dulu. Itung itung itung kita ga ketemu udah sekitar 25 taunan... ck ck ck.. lama nian ya? Kangennya bukan cuma udah sampe ubun-ubun, tapi diatasnya lagi deh..(???). Pokoke aku rela tulus ikhlas mengorbankan jalan-jalan di Bali di hari terahir demi untuk ketemu dia... Nah, itu artinya diatas ubun-ubun.... hehe..

JRENG !!!!... ahirnya berpelukanlah kita sambil ga bisa nahan air mata…. Gile terharu banget bo.. hampir 25 taun ga maen liat-liatan.. ;) Bayangkaaannn... aku perhatiin, dia ga banyak berubah, masih bercelana jeans, berbaju kaos, nyantai.. no make up, no assesoris, cuma tumben aja kali ini ada anting nggantung di kupingnya. Kemajuan euy.. Dia terlihat sedikit gemukan dan, hmm.... Ada sesuatu yang lain, sari wajahnya itu lho.. memancarkan ketenangan dan kedamaian.. dengan uban yang mulai mengintip disana sini, katanya sih uban itu simbol kebijakan.... jadi, sama dong ma aku, ubannya uban bijaksana bo :p

Banyak cerita luar biasa yang aku dengar tentang perjuangan hidupnya. Oleh karena itu aku semangat '45 banget deh untuk denger cerita langsung dari orangnya.

Mak nyaakk… gimana kalau kalian di 'damparkan' oleh sang suami di Bali tanpa sanak saudara dengan 2 anak ce kembar baru masuk SMP? Ada rumah sederhana, yang juga berfungsi sebagai tempat usaha. Tapi jangan seneng dulu woiii… tanya dulu dong usahanya apaan? Bengkel mobil bo…. Hehe… usaha yang amat sangat juantan banget kan?.. sedihnya saat itu usahanya masih belum mapan.

Nah pegimane mak nyak ?… udah bisa bayangin kan sekarang ? Dia sih jelas terpusing-pusing 71 keliling mikirin masa depan mereka bertiga di sana. Temen gak ada yang akrab, saudara tiada satupun… Mau pulang kandang ke Bandung or Jakarta, udah cape dari dulu kerjanya mondar-mandir melulu, setiap pindah, usaha baru lagi, mulai dari nol lagi, kapan mantepnya hidup? Begitu pikirnya pada akhirnya..

Nah… disini nih letak ke 'tidakbiasa' an perempuan yang satu ini. Untungnya doi tergolong perempuan jantan dan perkasa dalam artian yang sebenarnya juga :). Dulu hobinya memang ngikut bapake, berburu, naik gunung.. dan lain-lain yang berbau-bau alam. Jelaslah doi jadi tomboy banget... minatnya aja terjun payung, snapring (turun tebing pake tambang), motocross di bukit-bukit dan gunung-gunung (aku ikutan 'kenyang' nih bertualang cem macem ikutan doi, diboncengin naik turun gunung sambil dak dik duk tea...hehe..). Hmmm.. maskulin banget ya? tapi dia mah maskulin cuma luarnya kok… hatinya sih Rinto deh.. Bicaranya lembut lho, tangannya cekatan pula, pinter merajut, pinter jait menjait, masak? yaa.. lumayan lah. Aku inget banget, dulu waktu SMP hasil prakaryanya dipuji ibu guru karena paling rapi..

Jelas lah aku ga merasa heran waktu denger di Bali dia buka usaha bengkel mobil.. kekekek... trus 'car rental', dan sekarang di depan rumahnya ada 2 mobil derek. Lah usahanya sekarang derek mobil gitu loh... anak buahnya lelaki semua, kalau gak salah 14 orang. Men, dia berusaha terus menyambung hidupnya dan anak-anak tanpa suami selama 13 tahun.. Bayangkaaann… inget mak, di kampung orang, TANPA SUAMI... gimana aku gak ajep-ajep geleng-geleng kepala.. Katanya di awal-awal ‘karir’nya tanpa suami, dia itu susah setengah mati setengah idup… lah wong mau makan telor aja musti dituker kok sama baju kaosnya... Alamaaakkkk… sedih banget deh dengernya … :( Untung kaosnya lebih dari satu kalo satu-satunya gimana coba? (eh, untuk yang ini aku gak nyuruh bayangin lho..)

Mak nyak,.. bingung gak, sang suami kemana? Yang jelas, kalo menurut aku, sang suami adalah produk lelaki yang tidak bertanggung jawab, kekanak-kanakan, gak tahan hidup susah dan egois maunya enak sendiri, hmm.. ini dia nih contoh lelaki cengeng. Tapi yang amat sangat membuat aku heran setengah idup adalah.. kok bisa ya ga keluar sedikitpun kata caci n maki dari doi buat suaminya… Malah katanya, waktu itu dia memang sedih banget, tapi dia bisa nerima apa adanya dan tetep sayang kok walaupun sudah ga berharap bisa hidup bersama lagi. Sekarang kalau ketemu ya kaya saudara aja, dan dia masih mau kok ngurusin saat 'hubby'nya datang nengokin (tapi jarang banget tea). Weleeehh….. :s

Aku rada gregetan deh denger cerita bagian ini. Gimana ngga sih, wong katanya saat sang suami marah (untuk kesekian kalinya) dengan tenangnya pulang kerumah emaknya di Bandung… lalu anak dan istri ditinggal begitu aja, ga disantuni pula. Katanya sih itu adalah kali kedua sang suami marah dan pergi.. Dulu pernah pergi selama 2 tahun, tapi masih balik lagi. Kali terahir, sang istri pun sudah merasa bahwa kepulangan kali ini adalah untuk seterusnya, alias tidak akan kembali... maka temanku pun ahirnya memutuskan untuk tidak lagi menahan-nahan atau meminta supaya kembali. Sudah terlalu lelah kali ya? So…. tamatlah lah kehidupan mereka sebagai suami istri. Bubaraan yang ga jelas tea… cerai tidak, perkawinan ngambang.....

Syukur Alhamdulillah.. waktu ketemu kemarin itu, ceritanya (mudah-mudahan) sudah "happy ending". Katanya anak pertamanya sudah bekerja di Bali sebagai grafis desainer (berhasil lulus ITB lho…), bahkan bukan cuma kerja tapi memimpin kantor perwakilan dari London sono.. Rupanya sang anak pernah jadi the best graphic designer kelas international dalam lomba melalui internet… wuiihh.. bangga banget ya bo ibunya. Trus anak yang satunya juga sudah lulus arsitektur dan sedang coba-coba buka biro arsitektur. Senang hati lah si emak melihat hasil ‘perbuatan’nya yang tentu saja sangat tidak sia-sia ini… Sedangkan sang bapak? mungkin ini yang namanya 'loser' sejati kali ye? soal doi lebih memilih tinggal bersama ibunda tersayang :s

Ga percuma ya bo.. perjuangan dan pengorbanan sobat aku itu selama 13 tahun membesarkan anak, membiayai hidup, pendidikan, dan sekaligus menanamkan budi pekerti yang baik. Lah ditengah kesibukannya pontang panting nyari duit, dia masih menyempatkan diri juga bolak balik ke Bandung naik bus pula setiap 3 bulan sekali nengokin anak-anaknya yang lagi pada kuliah. Trus dia juga ternyata harus terus menerus membimbing dan memberi ‘support’ ke mereka supaya jangan menaruh dendam dan tetep menyayangi ayahnya dan katanya itu adalah masa-masa yang juga berat; selain membutuhkan waktu dan perjuangan juga butuh daya telaten yang tinggi untuk supaya anak-anaknya mau nerima sang bapak sebagaimana adanya. Maksudnya 'even he is a loser' kudu ikhlas nerima gitu kali ye? hehe...
Dan rupanya rasa ikhlas temanku itu masih tetap perlu diuji. Suatu hari dia di telpon oleh sang mertua dari Bandung dan diminta dengan sangat untuk datang to help 'her hubby' yang mengalami depresi (feel guilty aku rasa). Katanya, dia ga mau melakukan kegiatan apapun, tidak bicara, tidak makan, tidak mandi dan tidak-tidak lainnya :). Dan temanku itu dengan sabar dan ikhlasnya datang untuk mensupport dan membantu membujuk dia dan melakukan segalanya. Luar biasa kan?
Lalu, kata-kata apa lagi yang pantas buat temanku itu. Denger ceritanya aja berapa kali mata ku ikutan berkaca-kaca.. Dia bukan cuma luar biasa sabar, perkasa, tegar luar dan dalam… tapi hatinya itu lho.. mulia banget ya? dan aku ga habis pikir... Dia, bukan tipe perempuan pembangkang cerewet bawel banyak tuntutan or sejenisnya, apalagi tipe perempuan yang gampang-gampang aja ber selingkuh ria karena frustrasi di RTnya. Malah sebaliknya, ga neko-neko, nurut-nurut aja ape kate suami. Kata-kata yang menunjukkan sedikit penyeselan dari mulutnya adalah : "ga lama setelah nikah, aku baru sadar bahwa ternyata dunia kita memang sangat berbeda, ternyata dia bukan tipe cowok yang suka gunung...". Yeee... cuma itu bo…. no caci, no maki.. Hebat hebaaattt euy... salut saluuuutt...

Hmm... dari seluruh ceritanya aku bisa merasakan dan membayangkan bagaimana cinta dan bangganya anak-anak itu terhadap ibunya. Jangankan anak-anaknya, aku yang notabene jarang bertemu dengannya merasa bangga jadi sobatnya 25 tahun lalu.

Setelah 5 jam kita mengobrol, ahirnya dia pamit pulang, trus sambil ngusap-ngusap punggung ku, dia berkata “Tuhan memberkati....” Ops !! aku jadi ingat, saat ini dia sudah menjadi pendeta muda.. Ya sudah, aku pun menjawab “Amiiiinnn, maneh oge nya…. (means.. u 2)”

RISN - (ditulis tgl 14 okt 2006)